Education for My Future

Posted by

I have a dream, a song to sing
To help me cope with anything
If you see the wonder of a fairiy tale
You can take the future even if you fail
….
I’ll cross the stream, I have a dream

―Westlife, I Have a Dream
   
/1/
Menyimak lagu I Have a Dream nya Westlife itu, hmm, rasanya ada satu kobaran semangat dalam diri, yakni semangat untuk bermimpi.

Mmm, sebelum saya meng-explain “Education for My Future”, saya pernah membaca kutipan satatement dari Eleanor Roosevelt, “The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams”. Masa depan hanyalah milik mereka yang percaya akan keindahan mimpi-mimpi mereka.

Semua insan pasti memiliki impian, impian bagi masa depan mereka, impian yang saya yakin semuanya ingin berakhir dengan senyuman. Impian adalah ambisi dari dalam diri manusia yang menjadi penggerak untuk maju. 

Diawali dengan impian, yang sejatinya tak akan pernah lepas dari sesuatu yang kita sebut dengan “future” ―masa depan―, dan dari sinilah saya akan membicarakan tentang peran pendidikan.

Sebagaimana artikel saya di bulan Februari, di artikel ini saya berusaha untuk menyajikan kembali beberapa poin dari artikel saya sebelumnya. So, please be tolerated jika masih ditemui kesamaan isi dengan artikel sebelumnya.

/2/
“Kita akan sekolah, kita akan menuntut ilmu setinggi langit, kita akan meraih cakrawala. Menggapai bintang di langit dengan ilmu yang kita miliki. Sekolah akan membuat kita kuat, sekolah akan membuat kita menjadi terhormat, sekolah akan membuat seluruh dunia menghargai kita.”

Itulah Budi Totol, Slamet Garuk dan Riris ―tokoh-tokoh dalam novel “Orang Miskin kok Mau Sekolah, Sekolah dari Hongkong” ―, yang Masyaa Allah perjuangannya begitu berat, perjuangan untuk mencicipi bagaimana to rasanya sekolah itu? Sebelumnya mereka tak pernah mengira betapa pentingnya sekolah itu. Yang mereka prioritaskan hanyalah bagaimana agar hari ini perut mereka tidak lapar. Diawali dengan tipuan orang-orang jahat yang memanfaatkan kebodohan mereka―tidak bisa membaca―, mereka diajak untuk berkeliling mengarungi penderitaan yang luuaarr biasa sangat. Dan tidak sampai disitu pula, ketika saya rasa perjuangan mereka hampir berakhir―karena ending-nya mereka dapat bersekolah―, ujian yang lebih berat datang menimpali mereka, Slamet Garuk yang membaca buku di perpustakaan kampung pada tengah malam hari, ia terbakar bersama seluruh buku-buku di dalamnya karena ulah penduduk kampung yang tidak suka dengan “edukasi”.

Subhanallah, sebuah perjuangan yang  begitu berat, mereka sadar, dengan sekolahlah mereka tidak mudah diombang-ambing oleh keadaan yang tidak jelas, dan dengan sekolahlah mereka bisa terhindar dari tipuan orang-orang jahat.

Baik, menuju kepada materi, namun sebelumnya saya akan membicara soal definisi pendidikan terlebih dahulu. Pada suatu kesempatan, saya menemukan sebuah majalah(1) yang kebetulan memaparkan definisi tentang pendidikan menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003. Ternyata fungsi pendidikan sudah terpaparkan dalam definisi sistem pendidikan undang-undang tersebut.

“Pendidikan memiliki fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa , berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggungjawab”. Dari fungsi dan tujuan pendidikan ini diharapkan rakyat Indonesia menjadi insan yang berimbang antara segi konitif, afektif, dan psikomotorik.

Begitulah sekiranya isi dari artikel majalah tersebut.
Definisi pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya, yakni sebagai aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup. Sedang pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan anatar dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada salah satu pihak atau beberapa pihak(2)

Islam sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang baik, benar dan berkualitas, diharapkan insan yang beradab dapat terbentuk yang akhirnya memunculkan kehidupan sosial yang bermoral.

Dalam perspektif ad-diin, Allah saja mengangkat derajat orang-orang yang berpendidikan.

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
(QS. Al Mujaadilah : 11)

Bicara soal masing-masing naluri setiap orang, adakah orang yang hidupnya tidak ingin merasakan nikmatnya bersekolah? Tak perlu dijawab, saya yakin pasti semua manusia menginginkan pendidikan. Semua orang pasti ingin taraf hidupnya sejahtera melalui pendidikan. Pendidikan bisa dikatakan adalah salah satu kunci pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan adalah kebutuhan mutlak setiap orang, pendidikan mengajak manusia untuk memiliki cakrawala pengetahuan yang luas dan berkualitas! Baik secara spiritual, intelektual, maupun emosional sehingga mampu bersaing secara fair di tengah carut-marutnya dunia ini. Tanpa adanya pendidikan, bisa menjadi apa orang-orang di dunia ini? Kembali menjadi manusia yang tidak berkembang seperti manusia primitif? Menjadi manusia terbelakang?

    /3/
Bermuara pada di third chapter ini, setelah dijelaskan sedikit pada second chapter, saya ambil kesimpulan, ada banyak sekali manfaat dan peran pendidikan bagi masa depan. Namun untuk mempersingkat maka saya delegasikan dengan poin-poin :
  1. Pendidikan membentuk generasi berakhlak karimah, yang memiliki semangat jihad fi sabilillah dan siap menjadi para penyambung estafet dakwah.
  2. Pendidikan membentuk generasi penerus yang siap untuk menjadikan tanah air kita―Indonesia― menjadi lebih baik, maju, dan sejahtera. Menjadi Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.
  3. Pendidikan adalah salah satu kunci pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas.
  4. Pendidikan mengajak seseorang untuk memiliki cakrawala pengetahuan yang luas dan berkualitas!
  5. Yakni pendidikan baik secara spiritual, intelektual, maupun emosional sehingga mampu bersaing secara fair di tengah carut-marutnya dunia ini. Apalagi di masa depan yang saya prediksi makin tak karuan.
  6. Mengambil hikmah dari kisah hidup Budi Totol, cs. Manfaat pendidikan salah satunya adalah mem-protect diri dari tipuan orang-orang pintar yang tidak jujur.
  7. Menjadikan kehidupan seseorang makmur, sejahtera, dan saling berbagi di masa depan.
  8. Pendidikan mendidik sesorang agar menjadi pemecah masalah dengan sikap bijaksana,. Sehingga di masa depan―masa yang pasti orang memiliki masalah― dapat ia pecahkan dengan bijaksana.
  9. Pendidikan adalah sarana pengembangan kreativitas dan inovasi. Dengan itu, seseorang akan menjadi terbiasa untuk menjalani hal-hal yang bersifat mepet di masa depan dengan cara memanfaatkan kreatifitas yang ia miliki.
  10. Dan mudah-mudahan, dengan ilmu yang didapat dari pendidikan, dijadikan oleh orang tersebut untuk disebar luaskan pada orang-orang disekitarnya. Sehingga orang-orang di sekitarnya pun taraf hidupnya menjadi lebih baik.
  11. Namun, yang paling terpenting adalah, pendidikan agama, pendidikan agama menunjukkan kepada seluruh umat manusia pada jalan yang lurus, jalan yang mengantarkan sukses pada masa depan yang sejati, yakni akhirat.
An the end, I say : I will reach my dream with education ^_^

Inspired On The Bus, Jumadil ‘Ula 4th 1434 H
By Fakhruddin Ar-Rozi
Receiver of Kasmamta-Foundation’s Scolarship Period 1

Footnote :
1 and 2. IBROH Magazine 25th Edition


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Demo Blog NJW V2 Updated at: 1:15 PM

0 comments:

Post a Comment